HomeFiqihQurbanKeutamaan 10 Awal Bulan Dzulhijjah

Keutamaan 10 Awal Bulan Dzulhijjah

Published on

KEUTAMAAN 10 AWAL BULAN DZULHIJJAH

Pertanyaan:
afwan Ustadz, Apakah sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan dibandingkan hari-hari lain sepanjang tahun?

Jawaban:

Termasuk kebaikan Allah terhadap hambanya adalah Allah menjadikan bagi hambanya musim musim keta’atan agar mereka memperbanyak amalan sholeh dan berlomba lomba mendekatkan diri kepadaNya, maka seorang hamba yang tamak terhadap pahala tidak akan pernah rela melewat musim musim tersebut berlalu begitu saja tanpa beramal sholeh.

Diantara musim musim ketaatan tersebut adalah 10 pertama bulan Dzuhijjah, bahkan Allah  ta’ala bersumpah denganya, hal itu menunjukkan hari hari tersebut adalah hari hari yang mulia, karena tidaklah Allah bersumpah dengan sesuatu melainkan sesuatu tersebut memiliki kemuliaan disisiNya, Allah berfirman:

(‌وَٱلۡفَجۡرِ ١ وَلَيَالٍ عَشۡرٖ ٢) [الفجر: 1-2]

Artinya: “Demi fajar, dan demi sepuluh malam.” (QS. al-Fajr:1–2)

Berkata Ibnu Abbas:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ: {وَلَيَالٍ عَشْرٍ} [الفجر: 2] قَالَ: ‌عَشْرُ ‌الْأَضْحَى

Artinya: Dari Ibnu ʿAbbās mengenai firman Allah {وَلَيَالٍ عَشْرٍ} (QS. al-Fajr: 2), ia berkata: “Itu adalah sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah.” (Lihat: Tafsīr al-Ṭabarī, Jāmiʿ al-Bayān, 24/346) .

Dan pendapat inilah yang dikuatkan al Imam al Tabari dalam tafsirnya:

)وَالصَّوَابُ مِنَ الْقَوْلِ فِي ذَلِكَ عِنْدَنَا: أَنَّهَا ‌عَشْرُ ‌الْأَضْحَى، لِإِجْمَاعِ الْحُجَّةِ مِنْ أَهْلِ التَّأْوِيلِ عَلَيْهِ)

“Dan pendapat yang benar menurut kami dalam hal ini adalah: bahwa yang dimaksud adalah sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah, karena adanya kesepakatan hujjah (para ahli tafsir) atas hal itu. (Lihat: Tafsīr al-Ṭabarī, Jāmiʿ al-Bayān, 24/348).

Karena itulah, amalan yang dilakukan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah menjadi amal yang sangat dicintai Allah. Melebihi amal amalan soleh yang dilakukan di luar waktu tersebut. Dari Ibn Abbas radhiallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَن ابْن عَبَّاس عَن رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم قَالَ: مَا من أَيَّام فِيهِنَّ الْعَمَل أحب إِلَى الله عز وَجل ‌أفضل ‌من ‌أَيَّام ‌الْعشْر قيل يَا رَسُول الله: وَلَا الْجِهَاد فِي سَبِيل الله قَالَ: وَلَا الْجِهَاد فِي سَبِيل الله إِلَّا رجل جَاهد فِي سَبِيل الله بِمَالِه وَنَفسه فَلم يرجع من ذَلِك بِشَيْء

“Dari Ibnu ʿAbbās, dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda: “Tidak ada hari-hari di mana amal saleh pada hari-hari itu lebih dicintai oleh Allah dan lebih utama daripada amal pada sepuluh hari (pertama Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, tidak juga jihad di jalan Allah?”Beliau menjawab: “Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwanya, lalu tidak kembali dengan sesuatu apa pun.” (HR. al-Bukhari (no. 969), Abu Dawud (no. 2438), at-Tirmidzi (no. 757), dan Ibnu Majah (no. 1727).

Ibnu Baṭtal berkata: maksud dari (lalu tidak kembali dengan sesuatu apa pun) ini memiliki dua makna:

Pertama, bahwa ia tidak kembali dengan hartanya (karena habis digunakan di jalan Allah) meskipun dirinya sendiri kembali.

Kedua, bahwa ia tidak kembali dengan dirinya maupun hartanya, yaitu Allah menganugerahinya mati syahid. (lihat: Fath al-Bārī (2/460)).

Salah seorang perawi yang bernama Said bin Jubair—dia adalah orang yang meriwayatkan hadits ini dari Ibnu ‘Abbas, jika memasuki sepuluh hari (pertama) bulan Dzulhijjah, ia bersungguh-sungguh dalam beribadah dengan kesungguhan yang luar biasa, sampai-sampai hampir tidak sanggup menahan dirinya karena begitu beratnya dalam kesungguhan beramal didalamnya.” Bahkan diriwayatkan darinya juga bahwa ia berkata: ‘Janganlah kalian memadamkan lampu-lampu kalian di malam-malam sepuluh hari itu (sepuluh pertama Dzulhijjah),’ karena begitu bergairahnya dia untuk memperbanyak beribadah di malam-malam tersebut.” (Lihat: Lathāʾif al-Maʿārif (halaman 460)).

Dan di antara sebabab keistimewaan sepuluh hari ini, , adalah bahwa hari-hari tersebut merupakan waktu di mana berkumpulnya pokok-pokok ibadah yang besar yang tidak bisa didapati berkumpul pada hari-hari lain sepanjang tahun. Dalam sepuluh hari ini terkumpul ibadah-ibadah utama seperti shalat, puasa, haji, dan penyembelihan (kurban), serta ibadah-ibadah agung lainnya. Berkumpulnya semua bentuk ibadah ini tidak terjadi kecuali pada waktu yang mulia dan utama ini.

Ibnu Hajar berkata:

«والذي يظهر أن السبب في امتياز عشر ذي الحجة ‌لمكان ‌اجتماع ‌أمهات ‌العبادة ‌فيه وهي الصلاة والصيام والصدقة والحج ولا يتأتى ذلك في غيره»

“Yang nampak jelas, bahwa alasan keistimewaan sepuluh hari Dzulhijjah adalah karena berkumpulnya pokok-pokok ibadah di dalamnya, yaitu shalat, puasa, sedekah, dan haji — dan hal itu tidak terjadi pada waktu selainnya.” (lihat: Fath al-Bārī, jilid 2, halaman 460.)

Sebagai seorang muslim sudah sepantasnya mengagungkan bulan dzulhijjah ini, karena Allah sendiri juga memganggungkan bulan tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عن أبي بكرة- رضي الله عنه- عن النّبيّ صلّى الله عليه وسلّم قال «الزّمان قد استدار كهيئتة يوم خلق السّماوات والأرض: السّنة اثنا عشر شهرا، منها أربعة حرم: ثلاثة متواليات- ذو القعدة وذو الحجّة والمحرّم- ‌ورجب ‌مضر الّذي بين جمادى وشعبان

Artinya: Sesungguhnya waktu berputar seperti pada hari di mana Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun terdiri 12 bulan. Di antaranya terdapat 4 bulan yang mulia, yaitu 3 bulan berurutan masing-masing Zulqaidah, Zulhijjah, dan Muharram, serta bulan Rajab Mudhar yang ada di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban. (H.R. al-Bukhari (no. 3197, 4406, 5550, dan 7447), Muslim (no. 1679), Abu Dawud (no. 1947)).

Maka orang yang beriman dia akan mengagungkan apa yang Allah aqungkan, dan mengagungkan apa yang Allah agungkan dari syiar serta syariat Nya termasuk tanda adanya ketaqwaan pada diri seseorang, Allah berfirman:

(ذَٰلِكَۖ وَمَن يُعَظِّمۡ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا ‌مِن ‌تَقۡوَى ٱلۡقُلُوبِ)

Artinya: “Demikianlah perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu termasuk dari ketakwaan hati.” (Q.S al-Ḥajj ayat 32)

Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

(ذَٰلِكَۖ وَمَن يُعَظِّمۡ ‌حُرُمَٰتِ ‌ٱللَّهِ فَهُوَ خَيۡرٞ لَّهُۥ عِندَ رَبِّهِۦۗ)

Artinya: Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan apa yang terhormat di sisi Allah (hurumat) maka itu lebih baik baginya di sisi Tuhannya. (Q.S al-Ḥajj ayat 30).

Oleh karenanya sangat dianjurkan seseorang untuk menyibukkan waktunya dengan berbagia macam ibadah di dalmnya, baik ibadah sunnah maupun ibadah yang wajib, Ibnu Qudamah berkata:

وأيام عشر ذي الحجة كلها شريفة مفضلة يضاعف العمل فيها، ويستحب الاجتهاد في العبادة فيها

Artinya: “Seluruh hari dalam sepuluh (pertama) Dzulhijjah adalah hari-hari yang mulia dan memiliki keutamaan, di mana amal perbuatan dilipatgandakan di dalamnya. Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah pada hari-hari tersebut.” (Lihat: al-Mughnī (3/58)0.

Wallahua’lam.

Dijawab oleh: Ustadz Muhammad Faqihudin Ismail, B.A, M.A.

Ustadz M. Faqihudin Ismail, B.A, M.A.
Ustadz M. Faqihudin Ismail, B.A, M.A.
Ustadz M. Faqihudin Ismail, B.A, M.A. S1 hadis UIM, S2 Aqidah UIM. Saat ini menempuh program S3 Aqidah di UIM.

Latest articles

Kafarah Sumpah: Antara Janji dan Sumpah!

Kaffarah Sumpah: Apakah Sama ‘Janji’ dengan ‘Sumpah’? Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali mengucap sumpah,...

Keutamaan Membaca Surah al-Fatihah

Keutamaan Membaca Surah al Fatihah: Kunci Rahmat dan Inti Ibadah Bismillah, walhamdulillah, washshalatu wassalamu ‘ala...

Aurat dalam Shalat: Batasan Laki-Laki dan Perempuan Menurut Ulama

Perbedaan Aurat Laki-Laki dan Perempuan dalam Shalat Shalat adalah ibadah langsung antara hamba dengan Rabb-nya....

Tafsir Surat An-Naba’ 23

Tafsir An-Naba' Ayat 23: Apakah Azab Neraka Akan Berakhir Bismillah, walhamdulillah washshalatu wassalamu ‘ala rasulillah, amma ba'du. Salah satu ayat yang paling menggugah...

More like this

Kafarah Sumpah: Antara Janji dan Sumpah!

Kaffarah Sumpah: Apakah Sama ‘Janji’ dengan ‘Sumpah’? Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali mengucap sumpah,...

Keutamaan Membaca Surah al-Fatihah

Keutamaan Membaca Surah al Fatihah: Kunci Rahmat dan Inti Ibadah Bismillah, walhamdulillah, washshalatu wassalamu ‘ala...

Aurat dalam Shalat: Batasan Laki-Laki dan Perempuan Menurut Ulama

Perbedaan Aurat Laki-Laki dan Perempuan dalam Shalat Shalat adalah ibadah langsung antara hamba dengan Rabb-nya....